• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Program Studi
Magister Manajemen Pendidikan Tinggi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
    • Latar Belakang
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Keunggulan
    • Struktur Manajemen
    • Pengelola Program
    • Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Galeri
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kurikulum dan Biaya
    • Mata Kuliah
    • Prosedur Admisi
    • Pengajar
  • News
  • Admisi
    • Info Pendaftaran
    • Persyaratan Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Registarsi Sekarang
  • Publikasi
  • Akreditasi
    • Appendix ACQUIN
    • Akreditasi Nasional
  • Kontak
  • Beranda
  • Opini
  • page. 2
Arsip:

Opini

Studi Tasya Paramadina, Mahasiswa MMPT Universitas Gadjah Mada: Pengaruh Modal Psikologis dan Kepuasan Kerja Magang terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Program MSIB

BeritaOpini Tuesday, 8 July 2025

Yogyakarta, 8 Juli 2025 – Dunia industri menuntut lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga kesiapan menghadapi tantangan dunia kerja. Menyadari hal ini, Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hadir sebagai inovasi strategis untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sekaligus menjembatani kesenjangan antara akademik dan industri.

Menurut hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam seminar hasil tesis di Universitas Gadjah Mada, keberhasilan program magang ini tak lepas dari peran modal psikologis dan kepuasan kerja selama magang. Salah satu mahasiswa magister manajemen pendidikan tinggi, Tasya Paramadina, yang mengikuti program ini, menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kekuatan psikologis seperti optimisme, efikasi diri, harapan, dan resiliensi, serta merasakan pengalaman magang yang memuaskan, menunjukkan tingkat kesiapan kerja yang lebih tinggi. Bahkan, kedua variabel ini secara bersama-sama mampu menjelaskan 42,1% dari variabilitas kesiapan kerja mahasiswa, menandakan kontribusi yang signifikan terhadap kesiapan mereka memasuki dunia profesional.

“Pengalaman magang yang menyenangkan dan memuaskan mampu membantu mahasiswa memahami ekspektasi pekerjaan secara lebih realistis serta meningkatkan penguasaan keterampilan relevan,” ujar Tasya Paramadina. Temuan ini juga didukung oleh studi terdahulu yang menyatakan bahwa modal psikologis dan kepuasan kerja berperan besar dalam membantu mahasiswa beradaptasi di lingkungan kerja sekaligus membangun jaringan profesional yang penting di era kompetitif ini.

Kendati demikian, para praktisi dan institusi pendidikan diimbau untuk lebih aktif dalam menciptakan pengalaman magang yang bermakna. Lembaga pendidikan dan perusahaan mitra harus memperkuat bimbingan dan lingkungan kerja yang suportif agar mahasiswa dapat memaksimalkan potensi mereka. Selain itu, mahasiswa sendiri didorong untuk aktif berpartisipasi, belajar, dan membangun koneksi sebanyak mungkin selama magang.

Dengan berbasis data dan penelitian ilmiah, program MSIB berpotensi menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia, sesuai dengan kebutuhan pasar global. “Pengembangan kurikulum praktis yang relevan dan pengalaman magang yang berkualitas sangat krusial agar lulusan tidak hanya tahu, tetapi juga siap dan percaya diri menghadapi dunia kerja,” ungkap Tasya Paramadina. Apakah langkah ini akan mampu mengatasi tantangan ketenagakerjaan di masa depan? Kita tunggu perkembangan dan hasil nyata dari program ini.

Tags: #SDG4(QualityEducation) #SDG8(DecentWorkandEconomicGrowth) #SDG17(PartnershipsToAchieveTheGoals)

Author: Berlian Belasuni

Photo: Doc. MMPT Study Program, SPs UGM

Lewat Tesisnya, Mahasiswa MMPT SPs UGM Muhammad Fahmi Umar Rumuskan 17 Strategi untuk Majukan Pendidikan Penerbangan Indonesia

BeritaOpini Monday, 7 July 2025

Yogyakarta, 7 Juli 2025, Sebuah terobosan penting bagi dunia pendidikan vokasi penerbangan Indonesia datang dari seorang mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Tinggi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui penelitian tesisnya yang mendalam, Muhammad Fahmi Umar berhasil merumuskan 17 strategi kunci untuk merevolusi sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) di sekolah-sekolah tinggi penerbangan.

Riset yang dilakukan Fahmi ini berfokus pada Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug sebagai studi kasus. Ia mengangkat judul “Strategi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) di Pendidikan Tinggi Vokasi Penerbangan Indonesia Menggunakan Metode Delphi” dengan tujuan menjawab tantangan besar industri penerbangan modern yang menuntut standar keselamatan dan efisiensi yang sangat tinggi.

Dalam penelitiannya, Muhammad Fahmi Umar mengidentifikasi adanya kebutuhan mendesak untuk menciptakan sistem pengelolaan pengetahuan yang lebih efektif. “Industri penerbangan tidak memberikan ruang untuk kesalahan. Oleh karena itu, institusi pendidikannya harus mampu mengelola dan mentransfer pengetahuan, baik teoretis maupun praktis, secara optimal,” ungkap Fahmi saat menjelaskan latar belakang risetnya.

Untuk membedah masalah ini, Fahmi menerapkan Metode Delphi, sebuah teknik kualitatif untuk menggali dan menyepakati pandangan dari para ahli. Ia memulai dengan wawancara mendalam kepada para pemangku kepentingan, menganalisis hasilnya, dan kemudian mengujikan draf strategi tersebut kepada panel pakar untuk mendapatkan konsensus.

Hasil kerja keras Muhammad Fahmi Umar ini mengkristal pada empat pilar utama yang menjadi fondasi keberhasilan, yaitu:

  1. Dedikasi Pimpinan yang kuat.
  2. Budaya Organisasi yang kolaboratif.
  3. Pemanfaatan Teknologi Informasi secara optimal.
  4. Integrasi Pengetahuan Teoretis (eksplisit) dan Praktis (tacit) dalam seluruh kegiatan kampus.

Lebih jauh, temuan Fahmi ini secara langsung menawarkan solusi untuk isu krusial mengenai kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar kerja. “Riset ini menyoroti bahwa untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai, kita tidak bisa lagi memisahkan teori di kelas dengan praktik di lapangan. Kolaborasi erat dengan industri dan pemanfaatan teknologi untuk simulasi adalah kunci,” tegasnya.

Pada intinya, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahmi Umar ini bukan sekadar tugas akhir akademis, melainkan sebuah cetak biru komprehensif. Rekomendasi strategis yang dihasilkannya diharapkan dapat menjadi landasan kuat bagi para pengambil keputusan di sekolah tinggi vokasi penerbangan untuk merancang kebijakan yang lebih efektif, responsif, dan mampu melahirkan para profesional penerbangan andal yang siap bersaing di tingkat nasional maupun global.

Tags: #SDG4(QualityEducation) #SDG8(DecentWorkandEconomicGrowth) #SDG9(IndustryInnovationandInfrastructure) #SDG17(PartnershipsToAchieveTheGoals)

Author: Berlian Belasuni

Photo: Doc. MMPT Study Program, SPs UGM

 

Perkuat Kolaborasi Akademik, MMPT UGM Lakukan Study Visit ke Sekolah Pascasarjana UPI

BeritaOpini Friday, 4 July 2025

Yogyakarta, 4 Juli 2025 – Dua universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), ternyata memiliki pendekatan yang berbeda namun sama-sama efektif dalam mengelola pendidikan pascasarjana. Hal ini terungkap dalam kunjungan studi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) UGM ke Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI di Bandung pada 23 Juni 2025, yang membuka ruang komparasi antara model multidisipliner UGM yang ramping dengan model terpusat UPI yang fokus pada jaminan mutu.

Dalam diskusi tersebut, dipaparkan pertama adalah model yang dianut oleh UGM sendiri. Ketua Program Studi MMPT UGM, Dr. rer.nat. Ir. R. Wahyu Supartono, menjelaskan bahwa keunikan Sekolah Pascasarjana UGM terletak pada strukturnya yang ramping dan berada langsung di bawah koordinasi Rektor tanpa senat akademik tersendiri. Struktur ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan terintegrasi. Kekuatan utamanya, lanjut beliau, adalah sifat multidisipliner yang kaya. “MMPT sendiri didukung oleh delapan fakultas dari berbagai rumpun keilmuan,” jelasnya, menggambarkan bagaimana kolaborasi lintas disiplin menjadi DNA program-program di SPs UGM.

Sementara itu, kunjungan ke SPs UPI membuka wawasan tentang pendekatan yang kontras namun tak kalah efektif. Dipimpin oleh Prof. Dr. Juntika, M.Pd., SPs UPI menampilkan model tata kelola yang lebih terpusat demi menjaga standar mutu. Pilar utamanya adalah Komisi SPs, sebuah badan strategis yang bertugas mengoordinasikan promosi doktor di seluruh kampus UPI, termasuk kampus cabang. “Koordinasi ini bukan sekadar administratif, namun menjadi jaminan atas kesetaraan kualitas akademik dan integritas ilmiah,” tegas Prof. Juntika.

Fokus pada mutu ini diperkuat dengan kebijakan konkret berupa kewajiban publikasi ilmiah sebagai syarat kelulusan—jurnal nasional terakreditasi untuk S2 dan jurnal internasional bereputasi untuk S3. Kebijakan ini didukung penuh dengan program pendampingan dan klinik publikasi. Upaya tersebut sejalan dengan visi internasionalisasi yang kuat, terbukti dari keaktifan SPs UPI menerima mahasiswa asing dan menjadi bagian dari jaringan ProSPER.Net di bawah naungan United Nations University.

Bagi para mahasiswa MMPT UGM, perbandingan dua “resep” tata kelola ini menjadi pengalaman belajar yang sangat berharga. Menurut laporan mereka, kunjungan studi ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kurikulum dapat menjembatani dunia pendidikan dan kerja, sekaligus menunjukkan bahwa dua model tata kelola yang berbeda dapat menjadi jalan yang sama-sama valid menuju reputasi pascasarjana yang unggul.

Tags: #SDG4(QualityEducation) #SDG8(DecentWorkandEconomicGrowth) #SDG9(IndustryInnovationandInfrastructure) #SDG17(PartnershipsToAchieveTheGoals)

Author: Berlian Belasuni

Photo: Doc. MMPT Study Program, SPs UGM

Study Visit Mahasiswa MMPT SPs UGM Ungkap Realitas PTS: Dari Tantangan Finansial Hingga Inovasi Industri

BeritaOpini Friday, 4 July 2025

Yogyakarta, 4 Juli 2025– Sebuah potret utuh tentang kompleksitas pengelolaan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia terungkap dalam kunjungan studi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) UGM ke kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV. Dalam diskusi yang berlangsung pada 24 Juni 2025, terkuak bahwa di balik tantangan sistemik seperti kesenjangan mutu dan keterbatasan dana, denyut inovasi justru hadir dari sinergi yang erat dengan dunia industri.

Di hadapan para calon manajer pendidikan tinggi tersebut, Kepala LLDIKTI Wilayah IV memaparkan dua persoalan mendasar yang menjadi akar masalah bagi 417 PTS di Jawa Barat dan Banten. Pertama adalah kesenjangan kualitas sumber daya manusia, yang ditandai minimnya jumlah dosen berkualifikasi S3 dan guru besar serta jenjang karier yang belum tertata baik.

Persoalan kedua, yang tidak kalah pelik, adalah kesehatan finansial institusi. “Kondisi keuangan sejumlah PTS yang tidak sehat, terutama akibat ketergantungan tinggi terhadap UKT sebagai satu-satunya sumber pendapatan, juga menjadi tantangan besar,” ungkap Kepala LLDIKTI. Keterbatasan ini, menurutnya, berdampak langsung pada kemampuan PTS untuk berinvestasi pada peningkatan mutu SDM dan infrastruktur.

Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, secercah harapan muncul dari praktik-praktik terbaik yang didorong oleh LLDIKTI. Contoh pertama datang dari Universitas Pamulang (UNPAM), yang menjadi model efisiensi manajemen. Dengan UKT yang sangat rendah, UNPAM secara cerdas menutupi kekurangan biaya operasional, termasuk gaji dosen, melalui kontribusi unit usaha dan kemitraan CSR dengan industri.

Kisah sukses lainnya datang dari Jakarta International University (JIU). Didukung penuh oleh dana CSR dari industri Korea Selatan, JIU berhasil membangun ekosistem pendidikan berkualitas dengan model dwibahasa yang secara spesifik menyiapkan lulusannya untuk bersaing di pasar kerja global. “Spirit kemandirian dan efisiensi PTS seperti ini seharusnya dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain, bahkan PTN,” tegas Kepala LLDIKTI.

Di sisi lain pengawasan, LLDIKTI juga menyoroti isu integritas terkait penyalahgunaan skema beasiswa KIP Aspirasi, di mana beberapa oknum PTS diduga hanya mengejar dana tanpa komitmen layanan akademik. Hal ini mendorong lembaga tersebut untuk memperkuat proses verifikasi dan pelaporan demi menjaga marwah pendidikan.

Sebagai penyeimbang, komitmen pada Tridharma Perguruan Tinggi diwujudkan melalui Program GRADASI 4. Inisiatif ini memberdayakan mahasiswa dalam berbagai kegiatan sosial, seperti literasi kemiskinan dan pencegahan stunting, yang tidak hanya berdampak bagi masyarakat tetapi juga efektif mengasah soft skills dan jiwa kepemimpinan mahasiswa.

Bagi mahasiswa MMPT UGM, pertemuan ini memberikan wawasan yang tak ternilai. “Pengalaman ini membentuk perspektif yang lebih utuh dan kritis terhadap dinamika tata kelola pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar salah seorang peserta. Menangkap antusiasme tersebut, LLDIKTI Wilayah IV menyambut positif kolaborasi ini dan secara terbuka mempersilakan mahasiswa MMPT untuk melakukan penelitian lebih lanjut di lingkungannya, membuka jalan bagi lahirnya para pemimpin pendidikan tinggi yang reformis dan solutif.

Tags: #SDG4(QualityEducation) #SDG8(DecentWorkandEconomicGrowth) #SDG9(IndustryInnovationandInfrastructure) #SDG17(PartnershipsToAchieveTheGoals)

Author: Berlian Belasuni

Photo: Doc. MMPT Study Program, SPs UGM

MMPT SPs UGM Fasilitasi Civitas Akademika Jelajahi Peluang Studi Lanjut di Jerman bersama DAAD

BeritaOpini Wednesday, 2 July 2025

Yogyakarta, 02 Juli 2025 – Memperkuat daya saing global sumber daya manusia Indonesia, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali membuka cakrawala melalui MMPT-Talks#10. Acara daring bertajuk “DAAD Info Session: Pengalaman Belajar di Jerman” pada Rabu ini berhasil menarik perhatian luas dari seluruh civitas akademika UGM yang antusias menjajaki beasiswa master, doktor, dan post-doc di Republik Federal Jerman. Sesi informatif ini dipandu oleh Dr.rer.nat. Wahyu Supartono dan menampilkan pakar dari DAAD Office Jakarta serta dua alumni DAAD terkemuka yang kini berbakti di UGM.

Dwi Novaldi Purbowo, DAAD Programme Officer for Scholarship, mengawali sesi dengan pemaparan komprehensif mengenai berbagai skema beasiswa yang DAAD sediakan. Komitmen DAAD sebagai lembaga pertukaran akademik Jerman begitu nyata dalam memfasilitasi pelajar dan peneliti dari seluruh dunia, termasuk talenta-talenta unggul dari Indonesia, untuk menyelami pendidikan tinggi dan riset di Jerman. Kesempatan untuk merasakan langsung iklim akademik Jerman yang dikenal inovatif dan berkelas dunia diharapkan menjadi katalisator bagi civitas akademika UGM untuk mengembangkan kapasitas diri, serta turut berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan nasional.

Acara ini semakin kaya dengan kehadiran dua alumni DAAD yang berbagi perspektif mendalam dari bidang ilmu berbeda. Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni dari Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, mengisahkan perjalanannya menempuh studi Historisch und Systematische Kommunikationswissenschaft di Leipzig Universität dengan beasiswa DAAD dari 2001 hingga 2006. Ia menyoroti pentingnya inisiatif mencari universitas tujuan dan membangun komunikasi dengan calon profesor, serta bagaimana Letter of Acceptance (LOA) menjadi modal utama dalam melamar beasiswa. “Belajar dengan kultur akademik Jerman yang khas, khususnya dalam ilmu sosial, memiliki nilai lebih karena memungkinkan pemahaman mendalam dari bahasa aslinya,” ungkap Prof. Hermin. Persiapan bahasa intensif di Goethe Institut juga ditekankan sebagai kunci sukses adaptasi.

Melengkapi perspektif, Anggoro Cahyo Sukartiko, Ph.D., Alumni DAAD dari Georg-August University Goettingen dan pengajar di Departemen Teknologi Industri Pertanian UGM, membagikan pengalamannya selama International PhD Program for Agricultural Sciences (IPAG) dari 2009 hingga 2012. Anggoro menggarisbawahi pentingnya perencanaan studi yang matang, mulai dari komunikasi pembimbing, penyusunan proposal riset, hingga orientasi lingkungan kerja dan fasilitas laboratorium. Ia juga menekankan nilai dari progress report tahunan, pengembangan expert knowledge dan soft skills, serta peer review dalam penulisan disertasi. “Kemandirian, kedisiplinan, komitmen, tanggung jawab, keterbukaan terhadap kritik, dan pantang menyerah adalah perilaku kunci yang sangat dibutuhkan,” tegas Anggoro.

MMPT-Talks#10 ini kembali menegaskan komitmen Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Tinggi UGM dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga adaptif dan siap bersaing di kancah global. Sesi inspiratif dari DAAD dan alumni tidak hanya memberikan informasi praktis mengenai peluang beasiswa, tetapi juga gambaran nyata mengenai persiapan dan adaptasi yang diperlukan untuk sukses menempuh pendidikan di Jerman. Diharapkan, melalui platform seperti MMPT-Talks, semakin banyak civitas akademika UGM yang termotivasi dan terfasilitasi untuk meraih impian studi di luar negeri, sekaligus membawa pulang ilmu dan pengalaman berharga demi kemajuan pendidikan tinggi Indonesia.


Tags: #SDG4(PendidikanBerkualitas) #SDG8(PekerjaanLayakdanPertumbuhanEkonomi) #SDG9(IndustriInovasidanInfrastruktur) #SDG17(KemitraanUntukMencapaiTujuan)

Penulis: Berlian Belasuni

Foto: Dok. Prodi MMPT SPs UGM

Mahasiswa MMPT SPs UGM Telusuri Kesenjangan Kurikulum: Ini Respon Industri di Career Fair

BeritaOpini Tuesday, 1 July 2025

Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Meski program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) digadang-gadang sebagai jembatan antara dunia kampus dan industri, realitas di lapangan menunjukkan masih adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dan tuntutan kerja. Hal ini disampaikan langsung oleh sejumlah perusahaan lintas sektor dalam gelaran Job Fair Sekolah Vokasi UGM 2025 pada 7 Mei 2025 di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada.

Dalam sebuah kegiatan liputan dan observasi langsung, mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) UGM melakukan wawancara mendalam dengan beberapa perusahaan peserta job fair tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Amar Ma’ruf (24/539467/PMU/11872), Fitra Annisa Hikma (24/548223/PMU/12066), M. Syahan Irsyad (24/551879/PMU/12182), dan Pandhuri Jahyadi (24/552224/PMU/12205) ini bertujuan menggali pandangan dunia industri terhadap kesiapan lulusan perguruan tinggi. Perusahaan yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini meliputi PT Surabaya Mekabox, Mr. DIY, dan Toyota Nasmoco, yang masing-masing mewakili sektor manufaktur, ritel, dan otomotif.

Minim Soft Skills dan Pengalaman Nyata Jadi Sorotan

Dalam wawancara tersebut, perwakilan dari PT Surabaya Mekabox menyoroti bahwa banyak lulusan masih lemah dalam keterampilan praktis dan manajerial, padahal itu menjadi kebutuhan mendesak di sektor manufaktur. “Kami melihat program magang sangat membantu. Mahasiswa yang pernah magang cenderung lebih siap secara praktis dan cepat beradaptasi,” ujar perwakilan PT Surabaya Mekabox. Ia menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program magang atau kerja praktik harus diperluas dan diintegrasikan secara serius dalam kurikulum.

Sementara itu, Mr. DIY, yang bergerak di bidang ritel, menekankan pentingnya fleksibilitas dalam adaptasi pekerjaan. Latar belakang jurusan dinilai bukan lagi tolok ukur utama. “Jangan terpaku pada jurusan. Kami lebih melihat kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi cepat,” tegas perwakilan Mr. DIY.

Pengalaman Organisasi Kalahkan Prestasi Akademik

Dari sektor otomotif, Toyota Nasmoco menyoroti bahwa pengalaman organisasi selama kuliah ternyata lebih berpengaruh dalam membentuk kemampuan kerja dibanding sekadar prestasi akademik. Salah satu staf HRD yang berlatar belakang Psikologi menyampaikan bahwa keterampilan komunikasi dan koordinasi sering kali terbentuk melalui aktivitas organisasi. “Kemampuan kerja tim lebih terasah saat mahasiswa aktif di organisasi. Ini justru jarang dijangkau oleh perkuliahan formal,” ungkap Staf Toyota Nasmoco.

Kurikulum Perlu Diperbarui Secara Sistemik

Program MBKM diakui sebagai inisiatif yang relevan, namun implementasinya masih belum merata. Beberapa kampus belum memiliki jaringan kemitraan industri yang kuat. Selain itu, belum ada pengakuan formal terhadap pembelajaran non-akademik seperti pengalaman organisasi dan proyek komunitas.

Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti merekomendasikan lima hal utama untuk perbaikan kurikulum:

  1. Kolaborasi aktif kampus-industri dalam pengembangan kurikulum.
  2. Evaluasi kurikulum secara berkala untuk menyesuaikan perkembangan dunia kerja.
  3. Penguatan pelatihan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan empati.
  4. Program magang yang terstruktur, bukan hanya formalitas.
  5. Peningkatan kapasitas dosen dan fasilitas pembelajaran agar lebih kontekstual.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa transformasi kurikulum pendidikan tinggi merupakan keharusan, bukan sekadar opsi. Di tengah era disrupsi dan digitalisasi, kampus harus memastikan lulusannya tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga siap bekerja, berpikir adaptif, dan unggul dalam kompetensi lintas bidang.

Tags: SDG 4: Pendidikan Berkualitas ; SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi ; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur ; SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Berlian Belasuni ; Amar Ma’ruf; Fitra Annisa Hikma; M. Syahan Irsyad; dan Pandhuri Jahyadi

Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM

 

Mahasiswa MMPT UGM Wawancarai Perusahaan dalam SV Career Days untuk Tugas Pengembangan Kurikulum

BeritaOpini Tuesday, 1 July 2025

Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) Universitas Gadjah Mada melakukan kegiatan wawancara langsung dengan tiga perusahaan peserta SV UGM Career Days, yaitu Sekolah Cikal, Club Med, dan Daikin Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang diampu oleh Bapak Dr. rer.nat. Ir. R. Wahyu Supartono, dan ditujukan untuk mengaitkan antara kebutuhan dunia kerja dengan relevansi kurikulum pendidikan tinggi.

Kelompok mahasiswa yang melaksanakan kegiatan ini terdiri dari Naufal Aufa O., Chynara Wilma Fakhirah N., Auliya Putri Lestari, Ellisa Fitriana, dan Putri Ihda Inayah. Melalui wawancara ini, mereka menggali informasi mengenai kebutuhan kompetensi, sistem rekrutmen, dan peluang karier dari masing-masing perusahaan, serta mengidentifikasi kesesuaian antara lulusan pendidikan tinggi dengan ekspektasi industri.

Sekolah Cikal: Menekankan Five Stars Competencies dan Pelatihan Internal

Sekolah Cikal, sebagai lembaga pendidikan swasta nasional berorientasi internasional, menekankan pentingnya five stars competencies dalam pengembangan peserta didik dan tenaga pendidik. Cikal membuka kesempatan seluas-luasnya untuk berbagai latar belakang pendidikan, termasuk lulusan manajemen pendidikan, terutama untuk posisi seperti academic secretary. Cikal juga menekankan pentingnya pelatihan internal bagi guru dan karyawan baru untuk mendukung filosofi life-long learner yang menjadi tagline institusi tersebut.

Club Med: Peluang Karier Global di Sektor Hospitality

Club Med, perusahaan asal Prancis yang bergerak di bidang hospitality dan resort all-inclusive, membuka peluang besar untuk berbagai posisi, terutama di bidang engineering dan kitchen team. Mereka menawarkan sistem kerja yang mendukung mobilitas internasional karyawan serta menanggung akomodasi dan tiket perjalanan. Lulusan dari berbagai bidang termasuk manajemen pendidikan tinggi pun memiliki peluang, khususnya pada posisi human resources.

Daikin Indonesia: Keterbukaan Kesempatan bagi Berbagai Latar Belakang Jurusan

Sementara itu, Daikin Indonesia menekankan pada keterbukaan kesempatan kerja tanpa membatasi latar belakang jurusan secara kaku. Meskipun posisi teknis seperti produksi AC lebih ditujukan bagi lulusan teknik mesin, Daikin tetap mempertimbangkan kompetensi dan kontribusi pelamar dari bidang lain, termasuk dari MMPT, terutama untuk posisi manajerial dan administratif yang mendukung operasional perusahaan.

Dari wawancara yang dilakukan dengan ketiga perusahaan ini, mahasiswa mencatat bahwa adanya keterkaitan yang kuat antara kebutuhan industri dan kurikulum pendidikan tinggi. Ketiganya menekankan pentingnya kompetensi praktis, kemampuan berbahasa asing, keterampilan berpikir kritis, dan kesiapan menghadapi tantangan global. Dan dari hasil interview ini, mahasiswa menyimpulkan bahwa relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja merupakan kunci keberhasilan lulusan dalam menembus dunia profesional. Kurikulum yang dinamis, responsif terhadap perubahan industri, dan mampu membentuk karakter serta kompetensi lulusan yang adaptif menjadi nilai tambah yang signifikan.

Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa MMPT dalam memahami langsung bagaimana kurikulum dapat menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Selain itu, wawancara ini juga memperkuat kesadaran akan pentingnya pelibatan industri sebagai salah satu stakeholder dalam proses pengembangan kurikulum.

Tags: SDG 4: Pendidikan Berkualitas ; SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi ; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur ; SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Berlian Belasuni ; Naufal Aufa O ;  Chynara Wilma Fakhirah N ; Auliya Putri Lestari ; Ellisa Fitriana;  dan Putri Ihda Inayah

Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM

 

Menyambut Masa Depan Dunia Kerja: Kubota Indonesia, China State Construction, dan SatuKerja.id VUGM Career Days 2025

BeritaOpini Tuesday, 1 July 2025

Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Acara VUGM Career Days 2025 yang digelar di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 6-7 Mei, menjadi magnet bagi ribuan pencari kerja dan mahasiswa yang ingin menjelajahi peluang karier. Dalam pantauan tim mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) UGM yang terdiri dari Fuad Khalis Mahmud (24/540926/PMU/11890), Rachmawati (24/548285/PMU/12072), Baiq Annisa Tira Lestari (24/552699/PMU/12233), dan Dina Julzia (24/552848/PMU/12205), tiga perusahaan menonjol diwawancarai terkait prospek pekerjaan masa depan yang menjanjikan: PT Kubota Indonesia, PT China State Construction Overseas Development Shanghai (Indonesia), dan SatuKerja.id.

 

Kehadiran ketiga entitas ini mencerminkan spektrum luas lanskap ketenagakerjaan, mulai dari manufaktur pertanian, konstruksi skala besar, hingga transformasi digital dalam proses rekrutmen. Selain memberikan informasi lowongan, ketiganya juga menyampaikan pandangan terkait keterampilan yang dibutuhkan, kesiapan terhadap otomatisasi dan AI, hingga peran penting kurikulum pendidikan tinggi dalam menyiapkan generasi profesional masa depan.

Sebagai produsen mesin pertanian asal Jepang, PT Kubota Indonesia memfokuskan operasi pada pengembangan traktor dan peralatan pertanian inovatif. Sejak berdiri pada 2006, perusahaan ini terus melakukan ekspansi baik di dalam negeri maupun ke pasar internasional. Dalam partisipasi perdananya di Career Days UGM, PT Kubota membuka kesempatan luas untuk lulusan baru SMK dan perguruan tinggi, serta program magang bagi siswa dan mahasiswa. Menariknya, perusahaan ini tidak menuntut sertifikasi khusus karena telah menyiapkan sistem pelatihan internal berbasis prinsip “Kaizen”, yang menekankan perbaikan berkelanjutan dan pembentukan kultur kerja yang adaptif.Meski dunia industri tengah bergerak menuju otomatisasi, PT Kubota menegaskan bahwa manusia tetap menjadi penggerak utama mesin-mesin produksi mereka. Setiap mesin dijalankan oleh satu operator, sehingga kebutuhan tenaga kerja masih tinggi seiring peningkatan produksi dan ekspor, sebagaimana diungkapkan dalam wawancara dengan tim mahasiswa MMPT.

Sementara itu, sejak berdiri di Indonesia pada 2015, PT China State Construction Overseas Development Shanghai (Indonesia) telah terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur besar seperti gedung pencakar langit, apartemen, dan fasilitas publik lainnya. Berpartisipasi untuk kedua kalinya di Career Days UGM, perusahaan ini membidik lulusan dari Teknik Sipil, Teknik Mesin, Elektro, dan Arsitektur. Tanpa menuntut sertifikasi tertentu, mereka lebih menekankan pada kemampuan teknis, pengalaman proyek, dan adaptabilitas terhadap lingkungan kerja multinasional. Menurut analisis tim mahasiswa, meski teknologi berkembang pesat, sektor konstruksi masih sangat bergantung pada tenaga manusia. Perwakilan perusahaan menyatakan bahwa otomatisasi tidak akan menggantikan kebutuhan tenaga kerja dalam waktu dekat. Hal ini membuka peluang luas bagi generasi muda untuk turut andil membangun negeri melalui proyek-proyek strategis berskala nasional.

Berbeda dari dua perusahaan lainnya, SatuKerja.id hadir sebagai platform digital yang mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan. Sebagai fasilitator karier, SatuKerja.id tidak melakukan rekrutmen langsung, namun menyediakan informasi real-time tentang kebutuhan pasar tenaga kerja. Kehadiran mereka di Career Days bertujuan mengenalkan mahasiswa pada transformasi digital dalam proses rekrutmen, di mana literasi digital dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci penting. Hasil observasi tim menunjukkan adanya pergeseran kebutuhan tenaga kerja, dengan sektor manufaktur mulai terdampak otomatisasi, sementara sektor seperti pariwisata masih menyerap banyak tenaga manusia. Dengan pendekatan ini, SatuKerja.id menekankan pentingnya platform digital dalam menyederhanakan proses rekrutmen dan membuka akses yang lebih luas bagi pencari kerja dari berbagai latar belakang.

Kunjungan yang dilakukan tim mahasiswa ke ketiga perusahaan ini menghasilkan wawasan penting bagi pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Salah satu catatan utama adalah perlunya integrasi literasi digital, peningkatan keterampilan adaptif, dan soft skills seperti komunikasi dan problem-solving. Ketiganya menyatakan belum dilibatkan secara langsung dalam penyusunan kurikulum di perguruan tinggi. Namun, kerja sama yang pernah dilakukan oleh PT Kubota Indonesia dengan SMK dan kampus menunjukkan adanya potensi besar dalam menguatkan kolaborasi dunia pendidikan dan industri. Lebih lanjut, ketiga perusahaan menunjukkan respons yang relatif positif terhadap kemajuan teknologi, terutama AI. Meskipun belum menjadi kekhawatiran besar, mereka mengakui perlunya mahasiswa dibekali pemahaman tentang AI dan otomatisasi, agar dapat mengantisipasi perubahan dan menjadikan teknologi sebagai alat bantu produktivitas, bukan ancaman.

Kesimpulan dari analisis yang dilakukan tim ini adalah bahwa kehadiran PT Kubota Indonesia, PT China State Construction, dan SatuKerja.id dalam VUGM Career Days 2025 tidak hanya membuka pintu peluang karir, tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang masa depan dunia kerja. Ketiganya mewakili arah baru: teknologi yang bersinergi dengan manusia, keterampilan adaptif sebagai modal utama, serta platform digital sebagai jembatan menuju karir impian. Untuk itu, institusi pendidikan diharapkan dapat lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan dunia industri, menyusun kurikulum yang responsif terhadap dinamika pasar, dan membekali mahasiswa dengan kompetensi yang relevan. Dengan sinergi yang tepat antara pendidikan dan dunia kerja, generasi muda Indonesia akan lebih siap, relevan, dan berdaya saing tinggi di tengah perubahan zaman yang kian cepat.

Tags: SDG SDG 4: Pendidikan Berkualitas ; SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi ; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur ; SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Berlian Belasuni ; Fuad Khalis Mahmud ; Rachmawati ; Baiq Annisa Tira Lestari ; Dina Julzia

Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM

Seminar Hasil Tesis: Survei Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Akreditasi Internasional Program Studi dan Implikasinya terhadap Peluang Karir

BeritaOpini Thursday, 26 June 2025

Yogyakarta, 26 Juni 2025 pukul 09.00 WIB, telah dilaksanakan Seminar Hasil Tesis atas nama Rado Mayson Silalahi, mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) angkatan 2022 semester genap, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Seminar ini dilaksanakan secara daring melalui media ZOOM, dan dihadiri oleh Ibu dan Bapak Dosen Pembimbing, yaitu Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. dan Prof. Ir. Paulus Insap Santosa, M.Sc., Ph.D., IPU, serta para Dosen Penguji Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. dan Dr. phil. Vissia Ita Yulianto. Kegiatan ini juga turut disaksikan oleh rekan-rekan mahasiswa MMPT lintas angkatan.

Dalam presentasinya, Rado memaparkan bahwa akreditasi internasional telah menjadi instrumen penting dalam sistem pendidikan tinggi sebagai penanda mutu dan rekognisi global. Namun demikian, belum banyak studi yang secara empirik meneliti sejauh mana mahasiswa memahami dan mempersepsikan akreditasi internasional ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan fokus untuk mengetahui hubungan antara karakteristik akademik mahasiswa (tingkat semester dan program studi) dengan tingkat pengetahuan dan persepsi mereka terhadap akreditasi internasional, serta implikasinya terhadap peluang karir.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII), dengan melibatkan 352 mahasiswa aktif dari tiga program studi: Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan mengumpulkan data melalui kuesioner daring berbentuk skala Likert dan pertanyaan dikotomis. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square untuk menguji hubungan antarvariabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat semester dengan tingkat pengetahuan mahasiswa serta persepsi terhadap peluang karir. Namun, tidak ditemukan hubungan signifikan antara tingkat semester maupun program studi dengan persepsi mahasiswa terhadap kualitas pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai akreditasi berkembang seiring pengalaman akademik, sedangkan persepsi terhadap kualitas pendidikan relatif stabil sejak awal masa studi.

Rado menegaskan bahwa temuan ini penting bagi institusi pendidikan tinggi dalam merumuskan strategi komunikasi mutu dan akreditasi yang lebih efektif, khususnya kepada mahasiswa semester awal. Penelitian ini juga menekankan pentingnya melibatkan mahasiswa dalam proses internalisasi mutu sejak dini, agar akreditasi tidak hanya dipahami sebagai status administratif, tetapi juga sebagai bagian dari pengalaman akademik yang bermakna dan berdampak pada kesiapan kerja mereka di masa depan.

Tags: SDG 4: pendidikan berkualitas

Penulis : Berlian Belasuni; Rado Mayson

Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM

 

Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Tinggi Memberikan Gambaran tentang Menulis Ilmiah Bagi para penerima Beasiswa Unggulan Program S1.

BeritaOpini Wednesday, 25 June 2025

Beasiswa Unggulan adalah pemberian biaya pendidikan oleh pemerintah Indonesia kepada putra-putri terbaik bangsa Indonesia pada perguruan tinggi penerima peserta didik program Beasiswa Unggulan pada jenjang S1, S2, dan S3. Selanjutnya Beasiswa Unggulan terdiri atas Beasiswa Masyarakat Berprestasi, Beasiswa Pegawai Kemendikbudristek, Beasiswa Unggulan Penyandang Disabilitas, dan Beasiswa Penghargaan.

Definisi Beasiswa Masyarakat Berprestasi adalah Beasiswa Unggulan yang diberikan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang sarjana, magister, dan doktor. Sedangkan Beasiswa Unggulan yang diberikan bagi pegawai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang magister dan doktor. Selanjutnya Beasiswa Unggulan yang diberikan kepada Penyandang Disabilitas untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang magister dan doktor (www.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id)

Dalam upaya untuk menjaga kualitas para penerima beasiswa ini Pusat Pelayanan Pembiayaan Pendidikan – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin setiap semester dengan acara yang dikemas untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka selama menempuh jenjang studinya, Pada tanggal 17 Juni 2025 dilakukan acara tersebut di Hotel Aveon – Yogyakarta dengan tema Pengembangan Kompetensi dan Menulis Ilmiah bagi para penerima Beasiswa Unggulan khususnya untuk program S1 di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Kaprodi MMPT, Dr.rer.nat. Ir. R. Wahyu Supartono, ditugaskan untuk memberikan materi tentang Menulis Ilmiah Bagai para peserta. Materi yang disampaikan mencakup defines, karakteristik dan perbedaan tulisan ilmiah dan non-ilmiah. Selanjutnya juga didiskusikan tentang pengelolaan Pustaka yang digunakan, gaya sitasi yang bisa dilakukan maupun sedikit tentang penggunaan perangkat pengelolaan referensi. Kemudian juga disampaikan dan didiskusikan tentang etika penulisan akademik serta pengenalan dan cara menghindari plagiarisme dalam tulisan ilmiah.

Sebagai penutup diskusi ini disampaikan pula strategi untuk menyelesaikan studi dan tugas akhir tepat waktu. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan ini bisa memanfaatkan waktunya dengan baik dan efisien, sehingga setelah menyelesaikan studinya bisa mencapai kompetensi dan keahlian yang diharapkan, memiliki soft-skill dan communication-skill yang bagus serta mempunyai jejaring yang kuat. Keikutsertaan mereka dalam kegiatan akademik dan non-akademik ekstrakurikuler akan memberikan manfaat yang luar biasa dan ditambah dengan pengalaman hidup di luar negeri melalui student-exchange dan international collaborative research akan memperkuat potensi diri mereka di dunia kerja nyata.

Tags: SDG 4: Quality Education (Pendidikan Berkualitas); SDG 8: Decent Work and Economic Growth (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi); SDG 17: Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)

Penulis : Dr.rer.nat. Ir. R. Wahyu Supartono
Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM

1234…13
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT)

Jl. Teknika Utara, Pogung Yogyakarta
Telp. (0274) 544975, 555881, 564239, 901215
Fax. (0274) 564239, 547861
Instagram: @mmpt_sps_ugm
YouTube: MMPT UGM

Links

  • IGSSCI
  • Alumni
  • RSS Feed

Jurnal Online

  • Kawistara
  • Teknosains
  • Publikasi

LAST VISITOR

Flag Counter

© 2020 MMPT Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY