Struktur pengendalian intern merupakan alat untuk memberikan keyakinan yang memadai atas penyelenggaraan tata kelola organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan fondasi bagi komponen pengendalian intern lainnya. Penelitian terdahulu mengenai kondisi lingkungan pengendalian dilakukan oleh Sanyoto ( 2006) unsur EKSTERNAL, ATENSI, dan Sumber Daya Manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keandalan sistem pengendalian intern. Penelitian ini mengukur kualitas unsur lingkungan pengendalian intern dan pengaruh kualitas lingkungan pengendalian terhadap keandalan struktur pengendalian intern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi akademik yang meliputi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan masa studi dari jalur Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian menggunakan sampel sebanyak 607 lulusan UGM angkatan tahun 2007 dan 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan pengambilan sampel secara acak dan metode proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang digunakan pada populasi yang mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional (Sugiyono, 2012). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji homogenitas dan selanjutnya dilakukan analisis one way anova dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jalur PMB yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Ujian Tulis (UTUL), dan Penelusuran Bibit Unggul (PBU), sedangkan variabel dependen yaitu IPK dan masa studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPK mahasiswa UGM jalur SPMB lebih tinggi dibandingkan jalur UTUL dan PBU (p<0,01).
Studi perencanaan ini bertujuan untuk mengembangkan layanan dan fasilitas akademik di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (FBS-UNP). Pendekatan yang digunakan adalah untuk memenuhi harapan/kebutuhan pelanggan (WHATs) dan/atau memenuhi standar pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta mendukung tujuan organisasi untuk mewujudkan service excellent.
Studi perencanaan ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan mengacu pada pendapat Weiss dan Alkin dalam (Cohen dkk., 2007:46), dimana penelitian ini menggunakan pendekatan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan model yang sifatnya taktis dan interaktif (perencanaan strategis dan metode Quality Function Deployment/QFD) dan penulis memiliki peran untuk menilai dan memilih model/metode sesuai dengan kebutuhan pengembangan yang dilakukan. Studi ini menghasilkan produk berupa rekomendasi yang dituangkan dalam bentuk dokumen rencana pengembangan layanan dan fasilitas. Subjek yang berperan pada studi ini terdiri atas mahasiswa, alumni dan pimpinan fakultas. Penentuan jumlah subjek mahasiswa pada studi ini dilakukan dengan proportional quota sampling. Jumlah alumni yang terlibat pada studi ini tidak signifikan, karena kesulitan untuk berhubungan dan memperoleh informasi dari alumni tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Kuesioner dikembangkan dengan pendekatan penskalaan subjek untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan dan kualitas layanan. Atribut pelanggan yang digunakan dan dikembangkan pada skala diadaptasi dari Rahayu (2006). Data yang diperoleh selanjutnya digunakan pada metode QFD. Proses analisis dan perencanaan dilakukan menggunakan matriks House of Quality (HOQ).
Website bagi suatu universitas merupakan wajah universitas di dunia maya. Masyarakat secara luas baik tingkat lokal maupun internasional akan melihat tampilan website universitas sebagai interaksi pertama. Civitas akademika akan memanfaatkan website sebagai media awal untuk berinteraksi dalam rangka menunjang kegiatan belajar mengajar. Peranan website suatu universitas tidak hanya terbatas sebagai media informasi namun juga merupakan salah satu barometer yang dipakai untuk mengukur kualitas perguruan tinggi tersebut.Situs Webite yang baik adalah situs web yang banyak diminati oleh penggunanya. Website universitas perlu mendapat perhatian demi menjaga konsistensi kualitasnya, sehingga kualitas universitas dari aspek penilaian web menjadi lebih baik.
Penelitian ini disusun sebagai upaya problem solving dengan melihat dan menganalisa lebih dalam mengenai bagaimana hasil tracer study dimanfaatkan dalam pengembangan kurikulum program studi (prodi) di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian 4 buah Program Studi yang dipilih berdasarkan hasil akreditasi BAN-PT serta ciri keilmuan prodi (sains dan sosial humaniora) dengan perincian 2 prodi dengan nilai akreditasi A, 1 prodi dengan nilai B, dan 1 prodi dengan nilai C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tracer study belum secara optimal digunakan sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum karena sebagian besar prodi yang diteliti belum melaksanakan tracer study atau telah melaksanakan, tetapi belum melakukan tindak lanjut terhadap hasil yang diperoleh. Tindak lanjut belum dilaksanakan antara lain karena informasi yang diperoleh dari tracer study dengan instrument yang digunakan saat ini belum memberikan informasi yang utuh mengenai alumni, pengalaman pembelajaran di prodi, kompetensi yang diperlukan di dunia kerja serta transisi ke dunia kerja. Informasi yang diperoleh baru sebatas data dasar sebagai database alumni saja. Pengembangan kurikulum di Prodi sebagian besar dilaksanakan dengan masukan dan pertimbangan dari pengelola dan staf pengajar. Sebagai pertanggung jawaban terhadap publik, selain melalui akreditasi, prodi perlu melaksanakan tracer study dan identifikasi sinyal pasar kerja serta menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program termasuk pengembangan kurikulum.
Overview
New Zealand Scholarships contribute to equitable economic growth and poverty reduction in your country. Through Scholarships for tertiary education and skills development, New Zealand contributes to a growing population of well-educated and highly-skilled people with the necessary abilities and qualifications to make a real and positive difference to their country and communities and who will generate and sustain economic growth for your country.
New Zealand Scholarships are offered in key priority subject areas that are jointly agreed with the Government of your country. Scholarships provide an opportunity for people to obtain qualifications at participating New Zealand universities and technical institutions
Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan: Dean-Course Leadership Program Using Blended Learning Approach for 25 Higher Education Institutions under USAID Program 2014
April – Juni 2014
PENGANTAR
Bagaimana hubungan antara Dekan dengan para Dosen? Apakah Dekan atasan (boss) para dosen: Ataukah dekan sebagai “pelayan bagi dosen”?
Sebagaimana kita ketahui Dekan adalah pemimpin struktural yang harus diikuti oleh dosen seperti yang sudah diatur dalam tata kelola kelembagaan (governance) universitas. Dekan mempunyai otoritas tertentu dan harus mempunyai kompetensi manajerial dan juga reputasi keilmuan.
Oleh: Novita Dwi Anawati (Alumni Prodi MMPT SPs UGM)
Sistem informasi akademik memberikan kemudahan dalam penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi. Data yang disajikan dalam sistem informasi akademik memiliki tingkat akurasi yang tinggi, karena proses inputing data melibatkan personil yang bersangkutan. Implementasi sistem informasi akademik di Universitas Airlangga diawali dengan mengaplikasikan program yang dirancang oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sistem informasi tersebut tidak berjalan optimal, karena dianggap kurang dapat memenuhi kebutuhan seluruh fakultas dan unit. Berdasarkan pengalaman tersebut, Universitas Airlangga kemudian mengembangkan konsep sistem informasi akademik perguruan tinggi yang lebih komprehensif, yaitu Universitas Airlangga CyberCampus (UACC)
Oleh Sahid Susanto
Dalam abad ke-21 sekarang ini, salah satunya ditandai dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (Communication and Information Technology, CIT) yang semakin inten di segala aspek kehidupan. Perkembangan alat TIK yang begitu cepat juga menggerakkan dinamika kehidupan begitu cepat pula. Di dunia pendidikan tinggi, perkembangan TIK merubah paradigma dalam pembelajaran. Pengajar bukan lagi sebagai pemilik tunggal keilmuan yang harus di transfer kepada mahasiswa, tetapi sudah digantikan dengan media online.
Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi, Perguruan Tinggi mempunyai peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mewujudkan peran dan fungsinya tersebut, dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum dan Sertifikasi Pendidik Profesional sesuai dengan jenjang kewenangan mengajarnya. Amanat tersebut secara jelas tertuang dalam pasal 46 ayat 2 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu bahwa dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum: (a) lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan (b) lulusan program doktor untuk program pascasarjana.