• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Program Studi
Magister Manajemen Pendidikan Tinggi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang Kami
    • Latar Belakang
    • Visi, Misi, dan Tujuan
    • Keunggulan
    • Struktur Manajemen
    • Pengelola Program
    • Fasilitas
    • Kehidupan Kampus
    • Galeri
  • Akademik
    • Pengumuman
    • Dokumen Akademik
    • Kurikulum dan Biaya
    • Mata Kuliah
    • Prosedur Admisi
    • Pengajar
  • News
  • Admisi
    • Info Pendaftaran
    • Persyaratan Pendaftaran
    • Prosedur Pendaftaran
    • Registarsi Sekarang
  • Publikasi
  • Akreditasi
    • Appendix ACQUIN
    • Akreditasi Nasional
  • Kontak
  • Beranda
  • Opini
  • page. 13
Arsip:

Opini

Prestasi Akademik Mahasiswa Ditinjau Dari Sistem Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru di Universitas Gadjah Mada

Opini Wednesday, 23 April 2014

Oleh Tita Pavita Ningrum, Budi Prasetyo Widyobroto, Wisjnu Martani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi akademik yang meliputi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan masa studi dari jalur Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian menggunakan sampel sebanyak 607 lulusan UGM angkatan tahun 2007 dan 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan pengambilan sampel secara acak dan metode proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik yang digunakan pada populasi yang mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional (Sugiyono, 2012). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji homogenitas dan selanjutnya dilakukan analisis one way anova dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jalur PMB yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Ujian Tulis (UTUL), dan Penelusuran Bibit Unggul (PBU), sedangkan variabel dependen yaitu IPK dan masa studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPK mahasiswa UGM jalur SPMB lebih tinggi dibandingkan jalur UTUL dan PBU (p<0,01).

Tahun pertama di universitas adalah masa transisi yang kritis karena masa ini adalah masa ketika mahasiswa membuat pondasi dimana kegigihan dan kesuksesan akademik mereka yang selanjutnya akan bersandar. IPK universitas semester pertama pada tahun pertama adalah salah satu faktor yang paling bertanggung jawab pada kelulusan mahasiswa dari Perguruan Tinggi. (Aboma, 2009). Disamping kemampuan kognitif, kemampuan non kognitif merupakan kontributor penting, sehingga tidak cukup untuk mengenal mahasiswa semata-mata berdasarkan prestasi akademis (Pasha et al., 2012). Faktor kognitif biasanya merujuk pada pengukuran seperti peringkat sekolah menengah dan standar nilai ujian (missal SAT dan ACT) sedangkan pengukuran non kognitif berhubungan dengan faktor-faktor psikologis, seperti dukungan sosial dan kemampuan yang berhubungan dengan akademik (Aboma, 2009).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata IPK mahasiswa UGM jalur SPMB lebih tinggi dibandingkan jalur UTUL dan PBU, dengan rata-rata IPK jalur SPMB sebesar 3,33; UTUL sebesar 3,32; dan PBU sebesar 3,11. Jalur UTUL dan SPMB mempunyai standar seleksi prestasi belajar dalam menentukan hasil tes yaitu melalui tes ujian tulis UM UGM, sedangkan jalur PBU lebih menilai pada prestasi siswa saat di SMA/SMK/MA dengan skala penilaian yang berbeda-beda dan prestasi non akademik siswa pada bakat tertentu.Jalur ujian mandiri UGM mampu menjaring mahasiswa berprestasi dan mengakomodir calon mahasiswa dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang yang berbeda. Rata-rata masa studi mahasiswa UGM jalur PBU lebih cepat dibandingkan jalur UTUL dan SPMB, dengan rata-rata masa studi jalur PBU sebesar 4,26 tahun; SPMB sebesar 4,36 tahun; dan UTUL sebesar 4,40 tahun. Mahasiswa jalur PBU sebagian besar memiliki kesepakatan dengan pihak mitra dalam menyelesaikan waktu studi pada saat diterima di UGM dan mendapatkan beasiswa pendidikan sebagai motivasi penyelesaian studi tepat waktu.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prestasi akademik mahasiswa pada setiap semester sehingga dapat diketahui permasalahan dalam mencapai prestasi akademik dan penanggulangannya secara dini, selain itu juga perlu peningkatan sosialisasi seleksi PMB jalur PBU untuk meningkatkan jumlah pendaftar dan kompetisi seleksi yang tinggi sehingga proses seleksi jalur PBU menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru, IPK, Masa Studi

Download File

Studi Perencanaan: Pengembangan Layanan Dan Fasilitas Akademik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Padang

Opini Wednesday, 23 April 2014

Oleh Sri Mulyani, Achmad Djunaedi, Yayi Surya Prabandari

Studi perencanaan ini bertujuan untuk mengembangkan layanan dan fasilitas akademik di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (FBS-UNP). Pendekatan yang digunakan adalah untuk memenuhi harapan/kebutuhan pelanggan (WHATs) dan/atau memenuhi standar pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta mendukung tujuan organisasi untuk mewujudkan service excellent.

Studi perencanaan ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan mengacu pada pendapat Weiss dan Alkin dalam (Cohen dkk., 2007:46), dimana penelitian ini menggunakan pendekatan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan model yang sifatnya taktis dan interaktif (perencanaan strategis dan metode Quality Function Deployment/QFD) dan penulis memiliki peran untuk menilai dan memilih model/metode sesuai dengan kebutuhan pengembangan yang dilakukan. Studi ini menghasilkan produk berupa rekomendasi yang dituangkan dalam bentuk dokumen rencana pengembangan layanan dan fasilitas. Subjek yang berperan pada studi ini terdiri atas mahasiswa, alumni dan pimpinan fakultas. Penentuan jumlah subjek mahasiswa pada studi ini dilakukan dengan proportional quota sampling. Jumlah alumni yang terlibat pada studi ini tidak signifikan, karena kesulitan untuk berhubungan dan memperoleh informasi dari alumni tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Kuesioner dikembangkan dengan pendekatan penskalaan subjek untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan dan kualitas layanan. Atribut pelanggan yang digunakan dan dikembangkan pada skala diadaptasi dari Rahayu (2006). Data yang diperoleh selanjutnya digunakan pada metode QFD. Proses analisis dan perencanaan dilakukan menggunakan matriks House of Quality (HOQ).

Hasil studi perencanaan menunjukkan hampir semua persyaratan pelanggan (WHAT) harus dikembangkan, kecuali ketersediaan tempat ibadah dan kelengkapan yang mencukupi dan kualitas dan kecepatan akses sistem informasi yang kondisinya sudah melebihi standar yang disyaratkan. Setelah dilakukan penyusunan dokumen perencanaan, untuk pengembangan layanan dan fasilitas akademik dibutuhkan anggaran ± 2,8 miliar rupiah yang akan digunakan membiayai pelaksanaan 22 jenis program/kegiatan yang diusulkan.

Studi perencanaan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan layanan di FBS-UNP, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah: 1) melaksanakan rekomendasi dan program/kegiatan yang diusulkan sesuai dengan kemampuan organisasi (implementasi), 2) melakukan evaluasi, dan  3) menyusun rencana ulang (replanning) jika dibutuhkan.

Peluang penelitian selanjutnya terbuka jika rekomendasi dan program/kegiatan yang diusulkan telah dilaksanakan yaitu: mengevaluasi rekomendasi dan program/kegiatan yang diusulkan serta pengaruhnya terhadap peningkatan layanan di FBS-UNP. Evaluasi tersebut akan menghasilkan penilaian kekurangan dan kelebihan rekomendasi/program dan kegiatan yang diusulkan, untuk selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan proses replanning.

Kata kunci: layanan akademik, atribut pelanggan, metode quality function deployment, perencanaan strategis

Download File

Kajian Kepuasan Terhadap Website Universitas Airlangga (Studi Komparasi antara Pengguna Internal dan Pengguna Eksternal/Potensial)

Opini Wednesday, 23 April 2014

Oleh Dewi Puspitasari, Budi Prasetyo Widyobroto, Sumiyana

Website bagi suatu universitas merupakan wajah universitas di dunia maya. Masyarakat secara luas baik tingkat lokal maupun internasional akan melihat tampilan website universitas sebagai interaksi pertama. Civitas akademika akan memanfaatkan website sebagai media awal untuk berinteraksi dalam rangka menunjang kegiatan belajar mengajar. Peranan website suatu universitas tidak hanya terbatas sebagai media informasi namun juga merupakan salah satu barometer yang dipakai untuk mengukur kualitas perguruan tinggi tersebut.Situs Webite yang baik adalah situs web yang banyak diminati oleh penggunanya. Website universitas perlu mendapat perhatian demi  menjaga konsistensi kualitasnya, sehingga kualitas universitas dari aspek penilaian web menjadi lebih baik.

Website Universitas Airlangga dengan alamat (www.unair.ac.id) selain sebagai media informasi juga sebagai media komunikasi. Website Universitas Airlangga juga merupakan wajah depan Unair di dunia maya, untuk itu kualitas website di mata pengguna merupakan hal yang penting untuk diketahui.Universitas Airlangga sejak tahun 1998 telah memiliki website sebagai media komunikasi dan informasi dengan civitas akademika, calon mahasiswa, dan dengan masyarakat secara luas. Sejak tahun 1998 sampai tahun 2013 ini website Universitas Airlangga telah mengalami banyak perkembangan mengikuti dinamika institusi induk dan tuntutan ilmu pengetahuan. Saat ini website Universitas Airlangga pengelolaannya ditangani oleh Direktorat Sistem Informasi (DSI). pihak yang bertanggung jawab mengisi konten website yaitu Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair dan semua fakultas yang ada di Universitas Airlangga.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena memberikan penilaian versi pengguna website Universitas Airlangga sebagai alternatif untuk mengukur kualitas website. Penelitian ini menggunakan metode Webqual 4.0 yang dicetuskan oleh Barnes dan Vidgen dengan menggunakan 3 (tiga) area yaitu usability (kegunaan), information quality (kualitas informasi), interaction quality (kualitasi interaksi).Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 sampai bulan Juni 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang mahasiswa Universitas Airlangga (sebagai pengguna internal) dan 92 orang siswa SMA di Surabaya (sebagai pengguna eksternal).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kegunaan, kualitas informasi, dan kualitas interaksi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna wesbite dengan responden dari kelompok mahasiswa Universitas Airlangga. Dimensi kegunaan dan kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna wesbite dari kelompok siswa SMA, namun dimensi kualitas interaksi tidak berpengaruh secara postif terhadap kepuasan pengguna pada kelompok ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegunaan website Universitas Airlangga dipandang lebih tinggi oleh calon mahasiswa daripada mahasiswa.  Demikian pula dengan kualitas informasi dan kualitas interaksi website Universitas Airlangga menurut penilaian calon mahasiswa lebih tinggi nilainya daripada penilaian mahasiswa Unair. Sehingga hal tersebut mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna dari kelompok calon mahasiswa juga lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian dari kelompok mahasiswa Unair.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat direkomendasikan sebagai berikut pertama website Universitas Airlangga melakukan perbaikan tampilan fisik website secara berkelanjutan, kedua website Universitas Airlangga meningkatkan kualitas informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna, ketiga Website Universitas Airlangga mengimplementasikan sistem informasi terintegrasi. Keempat website Universitas Airlangga menampilkan media chat room yang dapat diakses pengguna eksternal, yang terakhir Perlu melakukan penelitian mengenai website Universitas Airlangga secara kontinyu untuk menangkap keinginan pengguna website khususnya dari kalangan dosen dan peneliti.

Kata Kunci: website, webqual, kegunaan, kualitas interaksi, kualitas informasi, kepuasan pengguna

Download File

Studi Pemanfaatan Hasil Tracer Study Untuk Pengembangan Kurikulum Program Studi Di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Opini Wednesday, 23 April 2014

Oleh Siti Nurhidayah , Wisjnu Martani , Wahyu Supartono

Penelitian ini disusun sebagai upaya problem solving dengan melihat dan menganalisa lebih dalam mengenai bagaimana hasil tracer study dimanfaatkan dalam pengembangan kurikulum program studi (prodi) di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian 4 buah Program Studi yang dipilih berdasarkan hasil akreditasi BAN-PT serta ciri keilmuan prodi (sains dan sosial humaniora) dengan perincian 2 prodi dengan nilai akreditasi A, 1 prodi dengan nilai B, dan 1 prodi dengan nilai C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tracer study belum secara optimal digunakan sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum karena sebagian besar prodi yang diteliti belum melaksanakan tracer study atau telah melaksanakan, tetapi belum melakukan tindak lanjut terhadap hasil yang diperoleh. Tindak lanjut belum dilaksanakan antara lain karena informasi yang diperoleh dari tracer study dengan instrument yang digunakan saat ini belum memberikan informasi yang utuh mengenai alumni, pengalaman pembelajaran di prodi, kompetensi yang diperlukan di dunia kerja serta transisi ke dunia kerja. Informasi yang diperoleh baru sebatas data dasar sebagai database alumni saja. Pengembangan kurikulum di Prodi sebagian besar dilaksanakan dengan masukan dan pertimbangan dari pengelola dan staf pengajar. Sebagai pertanggung jawaban terhadap publik, selain melalui akreditasi, prodi perlu melaksanakan tracer study dan identifikasi sinyal pasar kerja serta menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program termasuk pengembangan kurikulum.

Kata kunci: pengembangan kurikulum program studi, hasil tracer study.Download File

Keberterimaan Pengguna (Mahasiswa) terhadap Sistem Informasi Akademik Universitas Airlangga Cyber Campus (UACC)

Opini Tuesday, 8 April 2014

Oleh: Novita Dwi Anawati (Alumni Prodi MMPT SPs UGM)

Sistem informasi akademik memberikan kemudahan dalam penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi. Data yang disajikan dalam sistem informasi akademik memiliki tingkat akurasi yang tinggi, karena proses inputing data melibatkan personil yang bersangkutan. Implementasi sistem informasi akademik di Universitas Airlangga diawali dengan mengaplikasikan program yang dirancang oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sistem informasi tersebut tidak berjalan optimal, karena dianggap kurang dapat memenuhi kebutuhan seluruh fakultas dan unit. Berdasarkan pengalaman tersebut, Universitas Airlangga kemudian mengembangkan konsep sistem informasi akademik perguruan tinggi yang lebih komprehensif, yaitu Universitas Airlangga CyberCampus (UACC)

Salah satu faktor penentukeberhasilan dalam penerapan sebuah sistem yaitu ketika sistem dapat diterima oleh pengguna. Perkembangan UACC terkait dengan kemudahan user dalam mengoperasikannya belum diketahui dengan jelas. Evaluasi ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kebermanfaatan UACC dalam menunjang kegiatan akademik pengguna (sivitas akademika).Studi ini dilakukan untuk memprediksi keberterimaan pengguna (mahasiswa) terhadap sistem informasi akademik UACC dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang diadopsi dari Davis (1989), Hu, dkk. (1999), Davis dan Venkatesh (2000). Pengujian hubungan antar variabel-variabel pembangun TAM menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan perangkat lunak Amos versi 18. Data yang digunakan sebagai dasar pengujian diperoleh dari jawaban kuesioner yang didistribusikan pada 220 orang mahasiswa (S1 dan D3).

Hasil studi menjelaskan bahwa sistem informasi akademik UACC bersifat mandatory, sehingga kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) memiliki pengaruh langsung positif terhadap sikap menggunakan dan minat

menggunakan (intention to use) sedangkan kebergunaan persepsian (perceived usefulness) tidak memiliki pengaruh langsung positif terhadap minat menggunakan (intention to use).Studi ini membuktikanbahwakeberterimaan sebuah sistem informasi yang bersifat mandatory cenderung dipengaruhi oleh kemudahan untuk mengoperasikan, artinya jika pengguna merasakan mudah untuk memahami dan mengoperasikan sebuah sistem informasi, maka dia akan bersedia menggunakannya dan menerima sistem informasi tersebut. Kebergunaan sebuah sistem dalam hal ini UACC karena adanya kewajiban menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan administrasi akademik, sehingga berimplikasi pada minimnya pemanfaatan menu-menu lain yang disediakan oleh UACC.

Intensitas pemanfaatan penggunapada beberapa menu UACC dapat dikatakan jarang diakses oleh pengguna, khususnya pada menu perpus dan portal. Kondisi ini disebabkan oleh pengguna (mahasiswa) sudah terlanjur familiar dengan online public access catalogue (OPAC) Perpustakaan Unair yang dapat diakses secara online, begitu pula dengan menu portal yang menyediakan fasilitas social network kalah popular dengan facebook, twitter, dll. Studi ini mendeskripsikan bahwa nilai manfaat yang diharapkan oleh pengguna khususnya mahasiswa adalah ketepatan serta keakuratan informasi dan data yang disediakan (ditampilkan) oleh UACC. Informasi dan data tersebut sangat bermanfaat bagi pengguna (mahasiswa) dalam pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi sangat bergantung pada setiap fakultas. Oleh karena itu, komitmen dan koordinasi dari manajemen pengelola data (fakultas) dan pengelola sistem UACC sangat diperlukan.

Kata kunci: Sistem Informasi Akademik, Structural Equation Modeling (SEM),Technology Acceptance Model (TAM).

Download File

Pembelajaran Abad Ke-21: Project Based Learning

Opini Friday, 4 April 2014

Oleh Sahid Susanto

Dalam abad ke-21 sekarang ini, salah satunya ditandai dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (Communication and Information Technology, CIT) yang semakin inten di segala aspek kehidupan. Perkembangan alat TIK yang begitu cepat juga menggerakkan dinamika kehidupan begitu cepat pula. Di dunia pendidikan tinggi, perkembangan TIK merubah paradigma dalam pembelajaran. Pengajar bukan lagi sebagai pemilik tunggal keilmuan yang harus di transfer kepada mahasiswa, tetapi sudah digantikan dengan media online.

Berbagai macam informasi akademik yang diperlukan oleh mahasiswa ada di media on-line. Transformasi ilmu dari pengajar kepada anak didik secara tatap muka, baik di kelas maupun di laboratorium sudah bukan lagi menjadi satu-2nya proses transfer ilmu.  Fungsi pengajar sudah harus bergeser dari penyampai ilmu menjadi fasilitator pengembangan ilmu. State of the art dalam proses pembelajaran juga sudah harus bergeser mejadi pengawal atau pendorong menemukan sesuatu yang baru (assisting discovery).

1. Problem Based Learning

https://youtu.be/lZS2MbxBGCM

2. Project Based Learning

https://youtu.be/LMCZvGesRz8 

3. Teaching in 21st Century

https://youtu.be/075aWDdZUlM

Tantangan yang harus dihadapi dalam pembelajaran di abad 21 di Perguruan Tinggi adalah mengantarkan anak didik sehingga mempunyai kemampuan dalam: berpikir kritis dan berorientasi pada penyelesaian masalah, bekerja secara kolaborasi dengan skema jaringan kerja, mudah adaptasi dalam lingkungan social dan akademik, membangun inisiatif dan intreprenership, penyampaian pikiran oral secara efektif dan komunikasi penulisan, akses dan analisis informasi dan memngembangkan imaginasi.

Berbagai bentuk perangkat keras seperti computer laptop, tablet dan berbagai jenis handphone menjadi media penghubung untuk mendapatkan informasi keilmuan yang dibutuhkan mahasiswa tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan saja dan dimana saja informasi dapat di akses. Informasi akademik yang mencerminkan state of the art keilmuan terbaru yang dibutuhkan mahasiswa dengan mudah dapat diperoleh secara online lewat e-journal atapun e-book. Dengan bentuk transfer ilmu melalui media on-line ini menjadikan ilmu berkembang begitu cepat. Mahasiswa yang sudah terbiasa menggunakan alat TIK, menjadi bosan kalau kuliah secara klasikal.

Project Based Learning

Salah satu bentuk inivasi pembelajaranyang sekarang sedang banyak menjadi perhatian adalah Project Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP). PBP merupakan pembelajaran yang sengaja di rancang agar mahasiswa lebih banyak melakukan proses pembelajaran secara otonom. Pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitatoir. Namun demikian, diperlukan rancangan pembelajaran yang pada ujung akhirnya (output) mendapatkan hasil nyata.

Rancangan pembelajaran dimulai dari mensintesakan isu-2 strategis yang akan diselesaikan melalui pendekatan dari bidang mata kuliah yang dipejari, dilanjutkan dengan perumusan masalah, metodologi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan akhirnya mendapatkan solusi pemecahannya. Dengan proses ini mahasiswa akan belajar otonom dan mendapatkan hasil dari pebelajaran secara otonom pula. Dalam implementasi PBL, pengajar dituntut untuk lebih berperan sebagai fasilitator bagi mahasiswa dengan berbagai karakter karena latar belakang social- budaya yang berbeda. Dengan bakat yang dipunyai, mahasiswa diberi kesempatan mengembangkan kemampuan seluas-luasnya. Institusi pendidikan memberi fasilitas yang dibuthkan mahasiswa. Pembelajaran berbasis proyek juga memberi peluang proses pembelajaran yang tidak hanya dilakukan di kelas. Bakat dan karakter menjadi basis untuk menentukan bentuk pilihan mahasiswa dalam penyelesaikan projeknya dalam setiap mata pelajaran.

Dengan bentuk pembelajaran yang demikian, diharapkan mahasiswa lebih mendapatkan beberapa manfaat dalam hal:

  • lebih dapat mempersiapkan diri untuk menerapkan danmengembangkan keilmuan dan ketrampilan berbasis pemecahan masalah secara bersama sehingga lebih siap pakai dalam dunia kerja
  • lebih mampu untuk memicu motivasi belajar secara mandiri, memahami keterkaitan ilmu yang dipelajari dengan persoalan di dunia nyata
  • lebih mudah dalam menjalin kolaborasi antar mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuan karena dapat lebih paham masalah yang dihadapi dalam realitas kehidupan semakin kompleks dan membutuhkan kerjasama. Dalam suasana kolaboratif, mahasiswa lebih bebas untuk bisa melontarkan idea atau gagasan, bernegosiasi mencari solusi yang bisa diterima
  • meningkatkan pemahaman pentingnya kerja kelompok sebagai bagian dalam membangun ketrampilan komunikasi dengan saling menghormati atas pandangan dari disiplin ilmu yang lain
  • membuka kreativitas dalam memanfaatkan TIK untuk dipakai dalam penyelesaian masalah secara lebih cepat dan menginformasikannya kembali hasil kerja PBL kepada public secara lebih cepat pula.

Epilog

Dari sedikit ilustrasi tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning sudah saatnya mulai dipikirkan di dunia pendidikan tinggi. Sebagai contoh di Fakultas Kedokteran, pendekatan pembelajaran dengan Problem Based Learning sudah cukup lama dijalankan, bahkan sekarang menjadi wajib bagi institusi pendidikan kedokteran di Indonesia.

Dari sisi institusi pendidikan tinggi, di tingkat universitas/instutut perlu dimulai dari penempatan pertimbangan filosofis yang sesuai dengan jatidiri dan karakter bangsa dan nilai identitas universitas/instutut untuk membangun konsepnya sampai bentuk strategi implementasinya. Ruang di setiap bidang ilmu dalam satuan Fakultas perlu disediakan untuk mengakomodasi keunikan bidang ilmu. Di tingkat ini, Fakultas bisa lebih mengedepankan Problem Based Learning daripada Project Based Learning.

Dari sisi pengajar, perlu disiapkan pola implementasi pembelajaran yang mengarah pada pola baku. Secara generik mencakup mencakup perencanaan, implementasi dan monitoring dan evaluasi. Bentuk modul-modul pembelajaran Project Based Learning menjadi penting untuk mempersiapkan pelatihannya.

Referensi:

Jennifer Nichols, 2013. 4  Essential of 21st Century Learning cit. Akhamad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/10/01/prinsip-pembelajaran-abad-ke-21

Terri Bialkin, Sandy Thompson & Paulette Salomon : Project-Based Learning

Seungyeon Han and Kakali Bhattacharya: Department of Educational Psychology and Instructional Technology, University of Georgia(catatan: inspirasi dari beberapa sumber anonim dari internet)

 

Yogyakarta, 04 April 2014

Sahid Susanto

1…111213
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Sekolah Pascasarjana
Magister Manajemen Pendidikan Tinggi (MMPT)

Jl. Teknika Utara, Pogung Yogyakarta
Telp. (0274) 544975, 555881, 564239, 901215
Fax. (0274) 564239, 547861
Instagram: @mmpt_sps_ugm
YouTube: MMPT UGM

Links

  • IGSSCI
  • Alumni
  • RSS Feed

Jurnal Online

  • Kawistara
  • Teknosains
  • Publikasi

LAST VISITOR

Flag Counter

© 2020 MMPT Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY