
Yogyakarta, 20 Oktober 2025, Dalam perkuliahan Perilaku Organisasi, Ibu Dr. Supia Yuliana, S.Si., M.M pada hari Rabu, 01 Oktober 2025 menekankan pentingnya memiliki persepsi yang baik dan bijak sebagai fondasi dalam mengambil keputusan. Kemampuan ini menjadi krusial bagi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi sebagai calon pemimpin dan pengelola institusi pendidikan tinggi.
Persepsi adalah proses interpretasi yang memberikan makna pada lingkungan di sekitar kita. Perlu dipahami bahwa persepsi berbeda dengan objektif. Persepsi merupakan hasil tafsiran kita terhadap realitas, sementara objektif adalah apa yang benar-benar ada dan dapat kita lihat. Perbedaan ini menjelaskan mengapa dua orang dapat melihat situasi yang sama namun memiliki pemahaman yang berbeda.
Tiga faktor utama membentuk persepsi seseorang:
- Faktor Situasi : meliputi waktu dan keadaan di mana persepsi terbentuk. Konteks situasional sangat menentukan bagaimana kita menginterpretasi sesuatu.
- Faktor Individu : mencakup kepribadian, motivasi, emosi, tingkat pendidikan, sistem nilai, minat, dan posisi seseorang. Setiap individu membawa latar belakang unik yang mewarnai cara pandangnya.
- Faktor Target : berkaitan dengan karakteristik objek yang dipersepsikan seperti ukuran, suara, warna, gerakan, dan latar belakangnya.
Memahami persepsi bertujuan untuk memahami perilaku dengan lebih baik melalui teori atribusi. Teori ini membantu kita mencari tahu apakah penyebab suatu perilaku bersifat internal (dari dalam diri individu) atau eksternal (dari faktor lingkungan). Pemahaman ini penting agar kita tidak terburu-buru menilai atau salah menginterpretasi tindakan orang lain. Persepsi yang baik harus dikomunikasikan dengan efektif dan didukung oleh pengetahuan yang luas. Tanpa komunikasi yang jelas, persepsi kita tidak akan dipahami orang lain dan dapat menimbulkan mispersepsi. Keputusan yang baik memiliki dua karakteristik utama: rasional dan etis. Keputusan rasional adalah keputusan yang masuk akal dan berdasarkan logika. Namun, dalam praktiknya, pengambilan keputusan yang sepenuhnya rasional sangat sulit dilakukan. Karena itu, banyak keputusan diambil secara intuitif yaitu tanpa proses logis atau data konkret yang lengkap.
Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan yang Baik :
- Mendefinisikan masalah dengan jelas dan tepat
- Menentukan kriteria keputusan yang relevan
- Menimbang kriteria sesuai tingkat kepentingannya
- Mengembangkan alternatif berdasarkan kriteria
- Mengevaluasi setiap alternatif yang ada
- Memilih alternatif terbaik dari hasil evaluasi
Aspek etis tidak kalah penting dari aspek rasional. Keputusan yang etis harus memenuhi hak asasi manusia dan prinsip keadilan. Selain itu, pengambil keputusan perlu mempertimbangkan dampak keputusannya terhadap banyak pihak, bukan hanya kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Bagi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Tinggi, kemampuan membangun persepsi yang bijak dan mengambil keputusan berkualitas adalah kompetensi dasar. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, menerapkan langkah-langkah sistematis dalam pengambilan keputusan, serta selalu mempertimbangkan aspek etika, para calon pemimpin pendidikan tinggi akan mampu membuat keputusan yang tidak hanya rasional tetapi juga berkeadilan dan bermanfaat bagi banyak pihak.
Tags: SDG 4: Quality Education (Pendidikan Berkualitas); SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice, and Strong Institutions)
Penulis : Vikra Shafwa Humaira Sinambela; Berlian Belasuni
Foto : Dok. Prodi MMPT SPs UGM