Oleh: Novita Dwi Anawati (Alumni Prodi MMPT SPs UGM)
Sistem informasi akademik memberikan kemudahan dalam penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi. Data yang disajikan dalam sistem informasi akademik memiliki tingkat akurasi yang tinggi, karena proses inputing data melibatkan personil yang bersangkutan. Implementasi sistem informasi akademik di Universitas Airlangga diawali dengan mengaplikasikan program yang dirancang oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sistem informasi tersebut tidak berjalan optimal, karena dianggap kurang dapat memenuhi kebutuhan seluruh fakultas dan unit. Berdasarkan pengalaman tersebut, Universitas Airlangga kemudian mengembangkan konsep sistem informasi akademik perguruan tinggi yang lebih komprehensif, yaitu Universitas Airlangga CyberCampus (UACC)
Salah satu faktor penentukeberhasilan dalam penerapan sebuah sistem yaitu ketika sistem dapat diterima oleh pengguna. Perkembangan UACC terkait dengan kemudahan user dalam mengoperasikannya belum diketahui dengan jelas. Evaluasi ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kebermanfaatan UACC dalam menunjang kegiatan akademik pengguna (sivitas akademika).Studi ini dilakukan untuk memprediksi keberterimaan pengguna (mahasiswa) terhadap sistem informasi akademik UACC dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang diadopsi dari Davis (1989), Hu, dkk. (1999), Davis dan Venkatesh (2000). Pengujian hubungan antar variabel-variabel pembangun TAM menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan perangkat lunak Amos versi 18. Data yang digunakan sebagai dasar pengujian diperoleh dari jawaban kuesioner yang didistribusikan pada 220 orang mahasiswa (S1 dan D3).
Hasil studi menjelaskan bahwa sistem informasi akademik UACC bersifat mandatory, sehingga kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) memiliki pengaruh langsung positif terhadap sikap menggunakan dan minat
menggunakan (intention to use) sedangkan kebergunaan persepsian (perceived usefulness) tidak memiliki pengaruh langsung positif terhadap minat menggunakan (intention to use).Studi ini membuktikanbahwakeberterimaan sebuah sistem informasi yang bersifat mandatory cenderung dipengaruhi oleh kemudahan untuk mengoperasikan, artinya jika pengguna merasakan mudah untuk memahami dan mengoperasikan sebuah sistem informasi, maka dia akan bersedia menggunakannya dan menerima sistem informasi tersebut. Kebergunaan sebuah sistem dalam hal ini UACC karena adanya kewajiban menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan administrasi akademik, sehingga berimplikasi pada minimnya pemanfaatan menu-menu lain yang disediakan oleh UACC.
Intensitas pemanfaatan penggunapada beberapa menu UACC dapat dikatakan jarang diakses oleh pengguna, khususnya pada menu perpus dan portal. Kondisi ini disebabkan oleh pengguna (mahasiswa) sudah terlanjur familiar dengan online public access catalogue (OPAC) Perpustakaan Unair yang dapat diakses secara online, begitu pula dengan menu portal yang menyediakan fasilitas social network kalah popular dengan facebook, twitter, dll. Studi ini mendeskripsikan bahwa nilai manfaat yang diharapkan oleh pengguna khususnya mahasiswa adalah ketepatan serta keakuratan informasi dan data yang disediakan (ditampilkan) oleh UACC. Informasi dan data tersebut sangat bermanfaat bagi pengguna (mahasiswa) dalam pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi sangat bergantung pada setiap fakultas. Oleh karena itu, komitmen dan koordinasi dari manajemen pengelola data (fakultas) dan pengelola sistem UACC sangat diperlukan.
Kata kunci: Sistem Informasi Akademik, Structural Equation Modeling (SEM),Technology Acceptance Model (TAM).